Selasa, 03 Januari 2012

BISNIS KULINER KENTANG ULIR, SPIRAL/TWISTER/TORNADO POTATOS MAKIN MERAKYAT

Diakhir penghujung tahun 2011, makin banyak saja yang membeli pisau ulir. Dari wawancara saya dengan beberapa pedagang, mereka jelas-jelas menerima, merasakan, mendapatkan manfaat dari usaha kuliner Kentang Ulir atau yang lebih populer dengan nama Spiral Potato/Twister Potato/Tornado Potato dan lainnya.

Dari pengamatan saya selama setahun sejak Oktober 2010, usaha Kentang Ulir semaknin membumi saja. Terutama pada masyarakat golongan ekonomi menengah kebawah. Tidak dipungkiri, mereka banyak meraup keuntungan dari usaha kuliner tersebut.

ALHAMDULLILAH, usaha yang sangat bermanfaat ini sekarang sudah bukan monopoli sekelompok pengusaha yang bermodal besar.
Banyak rakyat Indonesia tanpa ada pembatasan kelompok, ras, dan suka bangsa memperoleh manfaatnya.

KONON, Kalau dulu untuk buka usaha ini harus merogoh kocek 30-50 juta rupiah. Kini hanya dengan modal sekitar 1 juta saja sudah bisa. Tidak perduli berasal dari negara mana pisau ulirnya, hasilnya pun sama saja. Mau jualan di Mall atau pinggir jalan, harga jual sama saja tuh, mulai dari 8000 s/d 15.000an.

Di Mall memang bergengsi, tapi angka penjualannya tidak pernah fantastis. Lain halnya di event-event, seperti Car Free Day, omset jualan sekitar 2-3-4 jam bisa mencapai 3-4 juta... Fantastik! Kalau di Mall belum tentu seminggu dapat 4 juta. Silahkan tanya outlet-outlet di Mall berapa omset mereka seminggunya.

DIMANA LOKASI TERBAIK JUALAN KENTANG ULIR?
Lokasi yang paling bagus adalah di event-event. Baik itu Car Free Day, Bazar, Pensi (Pentas Seni) sekolahan, Event musik, Fun Bike, dll. Tidak perlu jualan setiap hari untuk memperoleh pendapatan yang besar. Cukup event saja seminggu 1-2 kali.

WILAYAH KOTA JAKARTA DAN SEKITARNYA termasuk yang belum populer dengan jenis jajanan yang satu ini. Itu artinya peluang besar ada di Ibukota Negara kita tercinta. Mungkin baru tahun 2012-2013 menjadi populer di Jakarta. Kota-kota lain di luar pulau Jawa lebih cepat poluper. Entah kenapa di Jakarta belum juga populer.




HINDARI PENJUALAN DI MALL kalau perlu.